Panduan Cara Backup Website
Membackup website bertujuan melindungi data dari serangan hacker, error sistem, atau kerusakan server. Proses ini mencakup pencadangan file dan database, baik secara manual melalui cPanel, FTP, dan phpMyAdmin, maupun otomatis menggunakan plugin atau cron job. Hasil backup sebaiknya disimpan di lokasi aman seperti cloud atau server eksternal, dilakukan secara rutin, dan diuji melalui proses restore untuk memastikan website bisa dipulihkan tanpa kehilangan data.
- 1. Mengapa Backup Website Itu Penting
- 2. Jenis Backup Website (Manual vs Otomatis, Penuh vs Inkremental)
- 3. Cara Backup Website Secara Manual (File + Database)
- 4. Cara Backup Website Secara Otomatis (Plugin, Cron Job)
- 5. Tempat Menyimpan Backup Website yang Aman
- 6. Seberapa Sering Harus Melakukan Backup?
- 7. Cara Restore Website dari Backup
- 8. Kesalahan Umum Saat Melakukan Backup
Backup website adalah langkah preventif yang sering diabaikan sampai akhirnya bencana datang — mulai dari serangan hacker, kesalahan update, crash server, hingga penghapusan data yang tidak disengaja. Padahal, melakukan backup secara rutin bisa menyelamatkan kamu dari kerugian waktu, uang, bahkan reputasi.
Artikel ini akan membahas secara mendalam cara backup website, baik secara manual maupun otomatis, serta kesalahan umum yang harus dihindari.
1. Mengapa Backup Website Itu Penting?
Setiap website—baik itu blog pribadi, toko online, maupun website perusahaan—rentan terhadap ancaman digital. Berikut ini beberapa risiko yang membuat backup jadi kebutuhan utama:
Hacking atau Malware: Website bisa diretas, lalu konten dan database-nya dirusak.
Human Error: Kesalahan saat mengedit file atau database bisa menyebabkan kerusakan sistem.
Crash Server: Kegagalan teknis dari penyedia hosting bisa menghapus semua data.
Update Gagal: Plugin, tema, atau sistem CMS (seperti WordPress) yang gagal update bisa membuat website error total.
Backup adalah satu-satunya cara untuk bisa cepat bangkit setelah kejadian tak terduga.
2. Jenis Backup Website
a. Backup Manual
Melibatkan proses mengunduh seluruh file website dan database secara manual melalui panel hosting atau FTP. Cocok untuk pengguna yang memahami struktur file dan database website.
b. Backup Otomatis
Menggunakan plugin, fitur hosting, atau tool pihak ketiga yang bisa dijadwalkan secara rutin. Lebih disukai oleh pengguna non-teknis karena lebih praktis dan minim risiko lupa.
c. Backup Penuh vs Inkremental
Backup Penuh (Full Backup): Menyalin semua file dan database setiap kali backup dijalankan.
Backup Inkremental: Hanya menyalin perubahan sejak backup terakhir, sehingga lebih hemat ruang dan bandwidth.
Baca Juga: Website yang User Friendly, Apakah itu?
3. Cara Backup Website Secara Manual
Langkah 1: Backup File Website
Masuk ke cPanel > File Manager atau gunakan FTP client seperti FileZilla.
Pilih direktori utama website (biasanya public_html) dan kompres menjadi .zip.
Unduh file zip ke komputer lokal kamu.
Langkah 2: Backup Database
Masuk ke cPanel > phpMyAdmin.
Pilih database yang digunakan oleh websitemu.
Klik Export, pilih format SQL, dan tekan Go untuk mengunduh.
Tips:
Simpan backup di lokasi yang aman dan terpisah, misalnya hard disk eksternal atau cloud storage.
Ganti nama file backup dengan tanggal agar lebih mudah dilacak.
4. Cara Backup Website Secara Otomatis
Untuk WordPress
Gunakan plugin gratis maupun premium seperti:
UpdraftPlus – Bisa backup otomatis ke Google Drive, Dropbox, dll.
All-in-One WP Migration – Cocok untuk migrasi dan backup manual cepat.
Jetpack Backup – Real-time backup (berbayar), cocok untuk website yang sering update.
Contoh Pengaturan UpdraftPlus:
Instal dan aktifkan plugin.
Masuk ke Settings > UpdraftPlus Backups.
Pilih lokasi penyimpanan (Google Drive, Dropbox, dll).
Atur jadwal backup harian atau mingguan.
Klik Backup Now untuk membuat backup pertama.
Untuk Website Non-WordPress (Custom CMS atau Framework)
Gunakan cron job untuk menjadwalkan backup file dan database.
Gunakan tool seperti rsync, mysqldump, atau Rclone untuk backup ke server lain atau cloud.
Hosting seperti Niagahoster atau SiteGround biasanya menyediakan fitur JetBackup di cPanel.
5. Tempat Menyimpan Backup Website yang Aman
Jangan menyimpan backup di server yang sama dengan live website. Berikut alternatif aman:
Google Drive / Dropbox / OneDrive: Mudah diakses dan bisa diintegrasikan dengan plugin.
Cloud Storage Khusus: Seperti Amazon S3 atau Backblaze.
NAS (Network Attached Storage): Untuk pengguna yang punya perangkat server sendiri.
Remote Server / VPS Cadangan: Cocok untuk pemilik banyak website.
Tips keamanan:
Enkripsi file backup sensitif.
Lindungi akses ke cloud storage dengan autentikasi dua faktor (2FA).
6. Seberapa Sering Harus Melakukan Backup?
Idealnya:
Gunakan pendekatan "backup sebelum update" sebagai kebiasaan dasar.
Baca Juga: 7 Penyebab Website Tidak Bisa Diakses & Cara Mengatasinya
7. Cara Restore Website dari Backup
Secara Manual:
Upload file website yang telah dibackup ke public_html.
Impor file .sql ke phpMyAdmin setelah menghapus database lama (opsional).
Cek kembali konfigurasi database di file wp-config.php atau .env.
Secara Otomatis:
Gunakan fitur Restore pada plugin seperti UpdraftPlus.
Pilih backup versi tertentu dan klik Restore.
Tunggu proses selesai, dan uji website.
8. Kesalahan Umum Saat Melakukan Backup
Hanya backup file, lupa database.
Simpan backup di server yang sama (rawan jika server crash).
Tidak pernah mengetes file backup (bisa saja file corrupt).
Backup hanya sekali — padahal website terus berubah.
Menamakan file backup secara tidak jelas.
Backup bukan sekadar formalitas. Ia adalah langkah perlindungan paling dasar dalam pengelolaan website. Entah kamu pemilik toko online, agensi, atau freelancer, backup adalah senjata pamungkas saat website bermasalah.
Kalau kamu merasa proses ini terlalu teknis atau tidak punya waktu untuk urus backup website sendiri, kamu tidak sendirian.
Butuh Bantuan Backup Website Tanpa Ribet?
Daduweb hadir sebagai partner teknis yang siap menangani semua kebutuhan backup dan maintenance website kamu. Mulai dari setup plugin otomatis, jadwal backup rutin, hingga pemulihan cepat saat website error.
Baca Juga: Beragam Error yang Sering Dialami Website